-800x1000.jpeg)
Selamat Memperingati Sabtu Suci
Sabtu Suci 2025: Dalam Keheningan Menanti Kebangkitan Penuh Harapan
Sabtu Suci, yang jatuh pada 19 April 2025, menjadi hari penantian khidmat bagi umat Kristen di seluruh dunia. Terletak di antara duka Jumat Agung dan sukacita Paskah, hari ini mengajak refleksi tentang makna kesabaran, pengharapan, dan persiapan menyambut terang kebangkitan. Di tahun 2025, Sabtu Suci tidak hanya menjadi momen hening secara spiritual, tetapi juga sarat dengan inisiatif kreatif yang menjawab tantangan zaman.
Makna Sabtu Suci di Tengah Dunia yang Sibuk
Sabtu Suci sering disebut sebagai "hari diam"—saat kubur Yesus masih tertutup, dan umat diajak merenung dalam kesunyian. Di era digital yang serba cepat, keheningan ini justru menjadi kontras yang bermakna. Gereja-gereja di Indonesia, seperti di Jakarta, Medan, dan Flores, mengajak jemaat untuk "berpuasa digital" sejenak: mengurangi aktivitas di media sosial dan fokus pada doa pribadi atau keluarga. Tradisi ini relevan di tengah masyarakat yang kerap dilanda kecemasan akibat informasi berlebihan.
Sabtu Suci 2025: Antara Hening dan Aksi
Di balik diamnya Sabtu Suci, tersimpan energi persiapan menuju kebangkitan. Tahun 2025 mencatat inisiatif seperti pendirian "posko duka" untuk pendampingan korban kekerasan domestik, atau kampanye literasi rohani bagi generasi digital. Semua ini mencerminkan semangat Sabtu Suci: dalam keheningan, ada karya nyata; dalam penantian, ada persiapan untuk melayani.
Sebagai penutup, Sabtu Suci 2025 mengajarkan bahwa diam bukanlah pasivitas, melainkan ruang untuk introspeksi, berinovasi, dan merajut harapan. Seperti cahaya lilin Paskah yang menerangi kegelapan, hari ini mengingatkan umat untuk tetap teguh meski dunia penuh ketidakpastian.